
thatwebguyblog.com – Dalam kunjungan resmi ke Beirut pada 3 Juni 2025, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Lebanon untuk mengakhiri kehadiran militer Israel di wilayahnya. Araghchi menegaskan bahwa Iran mendukung langkah-langkah diplomatik yang diambil Lebanon untuk “mengusir para penjajah” dan menekankan pentingnya hubungan bilateral yang didasarkan pada saling menghormati dan non-intervensi dalam urusan domestik.
Pergeseran Strategi Iran di Lebanon
Kunjungan ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Iran terhadap Lebanon, terutama setelah melemahnya posisi Hezbollah akibat perang 14 bulan dengan Israel yang berakhir pada November 2024. Selama konflik tersebut, banyak pemimpin politik dan militer Hezbollah yang tewas, dan kelompok ini menghadapi tekanan domestik untuk menyerahkan senjatanya kepada negara.
Dalam pertemuan dengan pejabat Lebanon, termasuk Perdana Menteri Nawaf Salam dan Menteri Luar Negeri Youssef Raggi, Araghchi tidak menyebutkan Hezbollah secara langsung. Hal ini menandakan kemungkinan perubahan sikap Iran terhadap kelompok yang selama ini menjadi sekutunya di Lebanon.
Upaya Lebanon Memperkuat Kedaulatan
Pemerintah Lebanon, di bawah kepemimpinan Presiden Joseph Aoun dan Perdana Menteri Nawaf Salam, berkomitmen untuk memperkuat kedaulatan negara dengan memastikan bahwa hanya negara yang memiliki kontrol atas senjata di wilayahnya. Langkah-langkah ini termasuk memperketat pengawasan terhadap aliran dana dan penerbangan dari Iran yang terkait dengan Hezbollah.
Selain itu, Angkatan Bersenjata Lebanon, dengan dukungan intelijen dari Israel melalui Amerika Serikat, telah berhasil mengambil alih kendali di wilayah selatan yang sebelumnya dikuasai oleh Hezbollah. Sekitar 80% dari target pelucutan senjata telah tercapai, dengan banyak gudang senjata yang berhasil dibongkar.
Komitmen Iran terhadap Rekonstruksi Lebanon
Araghchi juga menyatakan kesiapan Iran untuk berpartisipasi dalam upaya rekonstruksi Lebanon pasca-konflik portalindonesiapintar. Ia menekankan bahwa bantuan tersebut akan disalurkan melalui institusi negara, bukan melalui saluran non-negara seperti sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kebijakan baru Lebanon yang menolak bantuan yang tidak melalui pemerintah resmi.
Dengan pernyataan dukungan ini, Iran menunjukkan niat untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan Lebanon dan mendukung upaya negara tersebut dalam mengakhiri kehadiran militer asing di wilayahnya melalui jalur diplomatik.